Dalam dunia keuangan dan perbankan, istilah “Tier 1” dan “Tier 2” sering digunakan untuk menyebut jenjang lembaga perbankan. Konsep ini penting tidak hanya bagi para profesional industri tetapi juga bagi para nasabah, investor, dan regulator. Dalam intisari ini, mari kita lihat apa yang dimaksud dengan tiering (penjenjangan), bank mana saja yang termasuk di dalamnya, dan mengapa hal ini penting.

Apa yang dimaksud dengan Tier 1 dan Tier 2?

Istilah Tier 1 dan Tier 2 berasal dari praktik perbankan internasional dan terkait dengan penilaian modal dan stabilitas bank. Namun, dalam bahasa sehari-hari, istilah ini biasanya digunakan untuk mengategorikan bank berdasarkan tingkat kepentingan, skala, dan perannya dalam perekonomian.

Tier 1 ( jenjang pertama):

Bank-bank terbesar memainkan peran penting dalam perekonomian nasional dan global. Mereka adalah lembaga keuangan yang:

  • memiliki aset terbesar;

  • menyediakan berbagai layanan baik untuk nasabah pribadi maupun korporat;

  • merupakan bank-bank yang signifikan secara sistemik, yaitu yang keruntuhannya dapat secara signifikan mempengaruhi keseluruhan sistem keuangan.

Mengapa bank Tier 1 sangat penting?

Bank Tier 1 diawasi oleh regulator dan investor karena kesehatan mereka secara langsung berdampak pada ekonomi global. Contohnya adalah krisis tahun 2008 ketika runtuhnya Lehman Brothers (bank Tier 1) memicu rantai masalah ekonomi global.

Regulator memberlakukan peraturan yang ketat seperti rasio modal (misalnya, Modal Inti Tier 1) untuk memastikan stabilitas. Persyaratan ini membantu bank mengatasi krisis dan melindungi kepentingan para deposan.

Bank mana saja yang termasuk dalam Tier 1?

Bank Tier 1 biasanya mencakup institusi terbesar dan paling stabil. Sebagai contoh:

  1. JPMorgan Chase (AS): salah satu bank terbesar di dunia berdasarkan aset.

  2. HSBC (Inggris): beroperasi di lebih dari 60 negara.

  3. Deutsche Bank (Jerman): bank terbesar di Eropa.

  4. ICBC (Cina) menduduki peringkat pertama di dunia dalam hal aset.

Karakteristik bank-bank ini:

  • Aset dalam jumlah besar (biasanya lebih dari $500 miliar).

  • Kehadiran global.

  • Level kapitalisasi yang tinggi, yang memenuhi standar internasional yang ketat (mis. Basel III).

Siapa yang memenuhi syarat sebagai bank Tier 2?

Bank Tier 2 adalah institusi dengan aset lebih sedikit, jangkauan layanan yang lebih sempit, atau operasi lokal. Contoh:

  • Bank regional

  • Bank khusus: bank hipotek atau lembaga keuangan yang bekerja dengan usaha kecil.

  • Bank universal menengah: bank yang menyediakan berbagai layanan tetapi tidak bersaing dengan bank raksasa Tier 1 dalam hal skala.

Mereka penting bagi perekonomian, namun kegagalan mereka tidak membawa risiko yang sama terhadap sistem keuangan global.

Contoh bank Tier 2:

  1. US Bank (U.S. Bancorp)

  2. Raiffeisen Bank International (Austria)

  3. Banco Santander (Spanyol)

  4. Commerzbank (Jerman)

Bank Tier 1, Tier 2 dan likuiditas Forex

Bank besar, terutama bank Tier 1, memainkan peran penting sebagai penyedia likuiditas di pasar forex. Mereka menyediakan akses ke pasar foreign exchange antar bank dengan menyediakan kuotasi dan mengeksekusi trading dalam volume besar. Terkadang, mereka bergabung dengan bank Tier 2, yang juga menyediakan likuiditas tetapi dalam volume yang lebih kecil atau untuk pasangan mata uang tertentu.

Mengapa Tier 1 mendominasi pasar likuiditas?

  • Ukuran aset: Bank terbesar memiliki cadangan yang cukup untuk mendukung transaksi besar.

  • Kehadiran global: Bank Tier 1 beroperasi di semua pasar mata uang utama.

  • Teknologi canggih: Memanfaatkan platform tingkat lanjut untuk memastikan spread yang minimum dan kecepatan eksekusi yang tinggi.

Untuk broker forex, penyedia likuiditas utama adalah bank Tier 1: JPMorgan, Deutsche Bank, Citi, UBS, Barclays, dan HSBC. Bank-bank ini menawarkan spread yang paling ketat, likuiditas yang dalam, dan berbagai pilihan pasangan mata uang.

Bank Tier 2, seperti Commerzbank, CaixaBank, dan Macquarie, menyediakan likuiditas untuk mata uang yang kurang populer atau pasar khusus. Mereka melengkapi Tier 1 dengan menawarkan lebih banyak peluang trading kepada broker dan klien mereka, terutama di segmen khusus.

Siapa yang memenuhi syarat sebagai bank Tier 3?

Kita telah memahami bank Tier 1 (raksasa global yang signifikan secara sistemik) dan bank Tier 2 (pemain regional dan pemain khusus). Namun, ada juga jenjang ketiga dalam sistem ini, yaitu Tier 3, yang memainkan peran penting dalam ekosistem perbankan. Mari kita lihat Tier 3, apa saja karakteristiknya, dan mengapa mereka tidak kalah penting dari bank-bank besar.

Bank Tier 3 adalah bank dengan skala dan kepentingan terendah. Mereka adalah bank lokal yang kecil atau bank khusus yang melayani kota-kota kecil, wilayah, atau segmen pasar yang sempit. Mereka memiliki sumber daya dan aset yang terbatas, dan dampaknya terhadap ekonomi nasional dan global sangat kecil.

Fitur bank Tier 3:

  • Fokus lokal: mereka sering melayani para nasabah di wilayah tertentu atau komunitas kecil.

  • Ukuran aset yang kecil: Aset bank ini biasanya berkisar antara beberapa juta hingga beberapa miliar dolar.

  • Fokus pada nasabah: tidak seperti bank besar, bank Tier 3 dapat memberikan pendekatan yang personal, sehingga populer di kalangan usaha kecil atau komunitas lokal.

  • Kurangnya kepentingan sistemik: kegagalan bank semacam ini biasanya tidak memengaruhi perekonomian negara.

Bank mana saja yang termasuk dalam Tier 3?

Mereka bisa berupa:

  • Bank lokal: Misalnya, bank pertanian atau bank yang hanya beroperasi di satu wilayah.

  • Bank koperasi: Organisasi yang didirikan untuk melayani komunitas atau profesi tertentu (misalnya, serikat pekerja).

  • Bank keuangan mikro: Bank yang memberikan pinjaman kecil kepada individu dan usaha kecil.

Meskipun ukurannya kecil, bank Tier 3 memiliki peran sosial dan ekonomi yang penting:

  • Bank-bank ini beroperasi di tempat yang tidak menguntungkan bagi bank besar, yaitu di daerah pedesaan atau kota kecil.

  • Bank Tier 3 sering kali membiayai para pengusaha yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari institusi besar.

  • Bank-bank ini berfokus pada hubungan jangka panjang dengan para nasabah dan menawarkan persyaratan yang lebih fleksibel dibandingkan bank Tier 1 atau Tier 2.

  • Di negara berkembang, bank ini menjadi jembatan antara sistem perbankan dan masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan keuangan.

Contoh bank Tier 3 (bank ini biasanya bank kecil dan independen yang beroperasi di kota tertentu):

  1. Bank of Ann Arbor (Michigan)

  2. Grandpoint Bank (California)

  3. Koperasi regional Crédit Agricole (Prancis)

  4. Triodos Bank (Belanda)

Apa perbedaan Tier 3 dengan Tier 1 dan Tier 2

Karakteristik

Tier 1

Tier 2

Tier 3

Ruang lingkup operasi

Global

Regional atau khusus

Lokal

Volume aset

Lebih dari $500 miliar

$10-500 miliar

Di bawah $10 miliar

Klien

Korporasi, pemerintah, individu

Usaha menengah, nasabah retail

Usaha mikro, klien individu

Risiko sistem

Penting secara sistemik

Signifikansi sedang

Dampak kecil

Contoh layanan

Spektrum lengkap, investasi

Hipotek, usaha kecil

Kredit mikro, layanan dasar

Mengapa penting untuk membagi menjadi beberapa level?

Pembagian ini membantu:

  • Investor — untuk memahami seberapa stabil bank dan prospek keuangannya.

  • Regulator — untuk mengidentifikasi bank yang secara sistemik penting, yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat.

  • Nasabah — untuk memilih bank yang sesuai dengan kebutuhan mereka: bank Tier 1 yang besar sering menawarkan berbagai layanan, sementara bank Tier 2 mungkin lebih fleksibel atau menawarkan solusi yang sangat khusus.

Sebagai rangkuman

Bank Tier 1, Tier 2, dan Tier 3 adalah lembaga keuangan yang berbeda, yang memiliki peran masing-masing dalam perekonomian.

Tier 1 adalah raksasa yang menopang sistem global.

Tier 2 — bank universal dan regional yang mencakup banyak kebutuhan usaha dan pribadi.

Tier 3 — pemain lokal kecil yang melayani komunitas dan ceruk tertentu.

Setiap jenjang memiliki peran penting: sementara Tier 1 dan Tier 2 memberikan stabilitas dan arus keuangan yang besar, Tier 3 membuat layanan perbankan dapat diakses oleh nasabah terkecil, mendukung pengembangan ekonomi lokal dan memastikan inklusi keuangan.